MAHBUB DJUNAEDI DAN GENERASI PEMBERANI


Kalau bukan karena Dahlan Iskan mungkin saya tidak akan “mengenal” seorang Mahbub Djunaedi (Allahumaghfirlahu).

Pada laman youtube DI’s Way-nya, Dahlan mengaku punya tokoh idola, yaitu Mahbub Djunaedi.

Saya penasaran ingin tahu, siapa itu. Rupanya, menurut ensiklopedia.kemendikbud.go.id, Mahbub Djunaedi (1933-1995), adalah sastrawan, agamawan, tokoh pers, politisi dan aktivis organisasi. Saya tidak tahu mengapa dulu waktu di bangku sekolah, namanya luput dari deretan nama-nama tokoh terkenal.

Tulisannya di kolom Tempo cukup banyak. Terbit era tahun 70an. Anda bisa baca sebagian di pojokmahbubdjunaidi. Kupasannya sangat menarik, kritis, humoris dan penuh wawasan. Itu rupanya, mengapa tulisan Dahlan Iskan punya pola yang sama.

“Seseorang tidak mungkin jauh dari idolanya”, kira-kira demikian sebuah ungkapan yang sering kita dengar.

Cukup banyak riwayat seorang Mahbub Djunaedi telah diceritakan orang.

Tapi setidaknya kita agak mengerti mengapa mudah menemukan penulis dan sastrawan hebat di masa lalu, namun sulit di era sekarang. Bukan tidak ada. Hanya mungkin suaranya hilang ditelan hiruk pikuk suara buzzer dan netizen tentang hal-hal remeh. Bahkan hoax.

Jadi, kebiasaan menulis, kata Azrul Ananda, melatih kita untuk terbiasa membangun konstruksi akal sehat. Sekaligus juga melatih keberanian jiwa, karena hakikatnya dg tulisan itu kita berani menghadapi kritik.

Ada baiknya di masa pandemi ini kita jadikan momentum untuk mengasah kemampuan membaca dan menulis (sastra) yang baik. Karena dua hal itu, sepertinya menjadi syarat untuk kebangkitan generasi yang memiliki akal sehat dan berjiwa ksatria. Generasi yang membangun narasi dengan akal dan argumentasi. Bukan dengan maki, soal-soal konyol ala joget toktok dan cuitan para buzzer.

Seperti kata-kata Umar bin Khattab: “Ajarkan anak-anakmu sastra, agar mereka berani menegakkan kebenaran…Mengubah pengecut menjadi pemberani”

Mataram, Jumat, 24 Juli 2020
Agus Sukito,

Comments

Popular posts from this blog

Potensi Gaharu sebagai Obat Anti Diabetes

Kongkow Bareng Ketum Alumni Fahutan IPB edisi ngopi Lombok: Catatan temu alumni fahutan Komda NTB