Potensi Gaharu sebagai Obat Anti Diabetes
Diabetes
merupakan penyakit pembunuh ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung.
Jumlah penderita diabetes di Indonesia saat ini kurang lebih sekitar 10 juta
jiwa. Jumlah ini diprediksi oleh banyak pakar kesehatan akan meningkat dua
sampai tiga kali lipat dalam 10 tahun mendatang. Karena itu, pemerintah
memiliki perhatian khusus terhadap penyakit diabetes ini. Upaya yang dilakukan
antara lain dengan pencarian jenis dan sumber obat baru untuk kemandirian obat
nasional.
Apa itu Gaharu?
Gaharu
(agarwood) merupakan resin aromatik
yang dihasilkan oleh beberapa jenis tanaman yang termasuk dalam 5 genus, antara
lain: Aetoxylon, Gonystylus, Wikstroemia,
Aquilaria dan Gyrinops. Dua genus
terakhir, yaitu Aquilaria dan Gyrinops (keduanya termasuk dalam famili
Thymelaeaceae), merupakan genus yang sangat umum dikenal di Indonesia sebagai
penghasil gaharu.
Jenis Gyrinops versteegii sebagai tanaman penghasil gaharu merupakan
salah satu tanaman yang memiliki sebaran alami di Nusa Tenggara Barat.
Masyarakat lokal lebih mengenal tanaman ini dengan nama tanaman ketimunan. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa tanaman penghasil gaharu, terutama dari jenis Aquilaria sinensis, memiliki khasiat
obat, antara lain untuk antioksidan dan anti kanker. Para peneliti di Jepang
telah mengidentifikasi kandungan mangiferin
pada A. sinensis dan A. crassna. Senyawa mangiferin merupakan senyawa yang berpotensi sebagai anti-diabetes,
anti-HIV, anti kanker, dan anti inflamasi. Senyawa aktif lainnya, yang diteliti
oleh peneliti dari Thailand, yang dikenal sebagai 2-O-α-L-rhamnopyranoside pada A.
sinensis efektif untuk anti-diabetes. Sementara, informasi tentang khasiat
obat pada gaharu dari jenis ketimunan masih sangat sedikit. Padahal, tanaman
ketimunan merupakan jenis lokal Indonesia yang sebaran alaminya terdapat di
Nusa Tenggara Barat. Maka upaya untuk mengungkap manfaat apa saja yang terkandung pada
gaharu dari jenis ketimunan ini harus dilakukan.
Gaharu mengurangi serapan
gula ke darah
Hasil penelitian yang
dilakukan oleh tim peneliti dari Balai Litbang Teknologi HHBK* menunjukkan
bahwa ekstrak gaharu menggunakan pelarut aseton memiliki aktivitas anti
diabetes. Penelitian dilakukan dengan menguji aktivitas hambat enzim α-glucosidase. Enzim α-glucosidase merupakan salah satu enzim
yang berfungsi untuk memecah polisakarida menjadi monosakarida (partikel gula
yang lebih kecil) sehingga dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Adanya
penghambat enzim ini akan mengurangi penyerapan glukosa ke dalam darah. Ekstrak
gaharu pada
penelitian ini terbukti dapat menghambat aktivitas enzim α-glucosidase. Hasil pengujian fitokimia menunjukkan bahwa di dalam
ekstrak gaharu memiliki kadar alkaloid dan flavonoid yang tinggi. Berbagai
penelitian menyebutkan bahwa kelompok senyawa alkaloid dan flavonoid memiliki
bio-aktivitas dalam menghambat enzim α-glucosidase.
Hal ini semakin memperkuat fakta bahwa ekstrak gaharu dapat menghambat enzim α-glucosidase dan potensial untuk obat
anti diabetes.
Masa depan transaksi
gaharu
Saat ini pemanfaatan gaharu hanya ditujukan untuk pembuatan parfum dan
aroma terapi saja. Dengan ditemukannya manfaat gaharu sebagai obat anti
diabetes ini akan menjadi nilai tambah bagi pelaku usaha gaharu. Pasar gaharu yang
tersedia saat ini menggunakan dasar visual sebagai dasar transaksi. Namun, di
masa depan transaksi gaharu diprediksi akan menggunakan kandungan senyawa
sebagai dasar penghitungan nilai ekonomi. Karena itu, pengungkapan manfaat lain
yang terkandung di dalam gaharu menjadi sangat penting bagi pasar gaharu di
masa mendatang.
Comments
Post a Comment